Langsung ke konten utama

Sepotong Surga yang Ditinggalkan Tuhan

 



Trailer:





Baca selengkapnya di apk novel me dengan cara ketik judulnya atau ketik nama penulisnya di kolom pencarian

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Novelet

Helaan kasih sayang membahana, membanjiri setiap relung hati yang kian rindu akan kasih seorang Ayah. Aku santri yang tak memiliki ayah. Setiap hari kuabdikan diriku untuk bunda, hingga datang pertanyaan kapan aku mengabdi kepada Ayah? " Bunda... Menikahlah Dengannya  oleh FasihiAdZemrat di Wattpad https://my.w.tt/4n3xwdxZKK

Dengarlah Hujan Bercerita

Sinopsis Jadilah hujan, langgam dari bongkahan hati bernama rasa. Rinainya menyimpan banyak cerita. Setiap derainya, terdiri dari bercak darah juang, tetes keringat, dan rintik air mata. Ketika hujan datang, Panji selalu mendengarkan cerita yang dibawanya. Sering kali hujan bercerita tentang gadis kecilnya, perjuangannya, tangisnya, senyumnya, dan pencariannya. Panji yakin hujan selalu menemaninya meniti kehidupan, terutama misinya mengungkap identitas sang bidadari balkon tercinta. Bidadari itu berhasil mengais-ngais sisa-sisa masa lalu Panji yang terkubur longsor. Membuat angannya meriap. Batinnya mendobrak. Asanya menjalar, menggerakkan Panji untuk membongkar identitas sang bidadari. Tapi apalah dayanya. Kini dia hidup di pesantren yang syarat akan peraturan dan tradisi. Bertemu dengan sang bidadari bisa hanya sebatas imaji. Menatap mukanya mungkin hanya menjadi ilusi. Lalu bagaimana caranya agar bisa membongkar identitas sang bidadari? Masih penasaran? Bisa beli di Dengarlah

Kasih Itu

Malam menggelegar. Tetes hujan sebesar biji kenari menimpa bumi. Berkali-kali petir menyambar membuat malam yang kelam menjadi terang sesaat. Namun aku hanya terpaku menatap sendu rintik hujan yang menyentuh gersang tanah. Hati ini meronta sendirian di kegelapan. Aku sama sekali tak menyangka apa yang sebenarnya terjadi, tetapi yang pasti aku merasa hampa. Hampa akan kasih sayang di keluarga ini. Setiap kali aku di rumah, aku hanya terdiam sendiri. Orang tuaku hanya memandang tak bicara sepatah katapun. Berbeda dengan kakak yang selalu disapa dan tertawa bersama mereka. Hal itu membuat hati ini kian tersiksa dan iri. Sebenarnya apa yang salah denganku sehingga aku merasa canggung jika bercakap-cakap dengan orang tua? “Hei Ar, sudah makan belum? Ini Kakak bawakan mie ayam, ayo kita makan bersama!” sapa Kak Fahrul “Lah Kak malas. Kakak saja duluan!” jawabku “Ardi!” panggil ayah dari kejauhan “Itu kan dipanggil, ayo!” Aku berdiri berjalan dengan malasnya menuju meja makan. “Di