Akhirnya hujan datang mengguyur kenangan yang engkau torehkan di jiwa ini. Meski kerap ku harus menggigil menahan dingin. Ku biarkan hujan menumbuhkan hati gersang ini agar bisa subur kembali. Membuat benih-benih tumbuh subur yang kelak menjadi pohon kokoh bernama impian. Bukankah cinta tak hanya serpihan kata yang menempias dari lisan, namun tentang kepedulian yang tak pernah pudar meski dimakan rayap bernama waktu? Hati ini kian menjerit tak menentu. Kini tiba saatnya menyingkirkan luka-luka ini membalutnya dengan harapan. Pagi yang indah. Dimana aku mempunyai dua pilihan, melanjutkan mimpi indah atau mewujudkannya. Kebanyakan orang mungkin akan melogiskannya seperti kawanku Bardi. “Hey Syat, hidup itu bermula dari mimpi dan mimpi itu berasal dari tidur. Maka untuk bisa hidup, mari tidur lagi!” Setelah mengatakannya ia langsung terlelap. “Satu, dua, ti...ga.” hitungku. “Kho... kho...” dengkur Bardi. Selalu saja begitu. Tak menunggu lama, tema
Hanya cerita usang yang berusaha menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan tradisi negeri yang kaya raya ini. HIDUP INDONESIA