Langsung ke konten utama

Tak Sehitam Mirit

 

Tak Sehitam Mirit

Satu yang tak terlupakan dari daerah Mirit selatan. Satu warna juga yang tak terlupakan. HITAM. Aku tak suka mainstrem. Aku yakin kalian pun tak suka hal-hal yang mainstream. Berjuta pantai berpasir putih telah berjejalan di media sosial. Aku bahkan bosan melihatnya. Mau yang beda?

Kalau kesebut pasir hitam, pasti kalian bilang “Ah lebih mainstrem lagi!”. Tapi coba kalau sehitam laptop, sehitam peci, dan sehitam pernis, atau mau sehitam pantat panci juga ada. Hanya saja yang ada itu di Pantai Laguna Lembupurwo Rowo Mirit.

Pasir di sana bukan pasir biasa. Bukan pasir yang abu-abu, bukan pula pasir putih. Seperti yang kusebutkan, pasirnya sehitam pantat panci. Hal ini dikarenakan pasir tersebut adalah pasir besi. Kalian tahu, kan? Ya pasir itu yang diidam-idamkan oleh para builder.

Nih kaya gini:

 Kalau biasanya kan pasir besi itu hanya sedikit, tapi kalau di Pantai Rowo, beuh hitam semua. Dari timur sampai barat, pasirnya benar-benar hitam. Nggak percaya? Mampir aja. Tapi kusaranin, sih ya, mampirnya pas senja.

Di pantai ini, juga disediakan kolam renang alami. Apa lagi kalau bukan lagunanya. Sungai yang berujung di pantai ini, membentuk sebuah rawa yang jernih dan tak bau sama sekali. Aku juga seneng banget bisa berenang apalagi berduaan sama doi.

Kalian mau ke sana? Jangan khawatir, karena pantainya dekat dengan Jalan Lingkar Selatan. Jadi jalannya semulus wajahku.

Dan inilah beberapa jepretanku di sana.



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Novelet

Helaan kasih sayang membahana, membanjiri setiap relung hati yang kian rindu akan kasih seorang Ayah. Aku santri yang tak memiliki ayah. Setiap hari kuabdikan diriku untuk bunda, hingga datang pertanyaan kapan aku mengabdi kepada Ayah? " Bunda... Menikahlah Dengannya  oleh FasihiAdZemrat di Wattpad https://my.w.tt/4n3xwdxZKK

Dengarlah Hujan Bercerita

Sinopsis Jadilah hujan, langgam dari bongkahan hati bernama rasa. Rinainya menyimpan banyak cerita. Setiap derainya, terdiri dari bercak darah juang, tetes keringat, dan rintik air mata. Ketika hujan datang, Panji selalu mendengarkan cerita yang dibawanya. Sering kali hujan bercerita tentang gadis kecilnya, perjuangannya, tangisnya, senyumnya, dan pencariannya. Panji yakin hujan selalu menemaninya meniti kehidupan, terutama misinya mengungkap identitas sang bidadari balkon tercinta. Bidadari itu berhasil mengais-ngais sisa-sisa masa lalu Panji yang terkubur longsor. Membuat angannya meriap. Batinnya mendobrak. Asanya menjalar, menggerakkan Panji untuk membongkar identitas sang bidadari. Tapi apalah dayanya. Kini dia hidup di pesantren yang syarat akan peraturan dan tradisi. Bertemu dengan sang bidadari bisa hanya sebatas imaji. Menatap mukanya mungkin hanya menjadi ilusi. Lalu bagaimana caranya agar bisa membongkar identitas sang bidadari? Masih penasaran? Bisa beli di Dengarlah

Bahagia Itu Dosa

  Trailer: Baca selengkapnya di wattpad @FasihiAdZemrat  Link:  https://w.tt/2LDZHwz